ILMU DAN PARANG YANG TERBUANG

 

Dok pri.

Pagi ini senin tanggal 23 Januari kebetulan hari ini ada cuti bersama hari raya imlek karena tidak ada rencana kemana -mana akhirnya kami isi dengan kegiatan bersih-bersih rumah dan halaman belakang rumah. Karena kami tinggal di pingiran kota makanya masih ada sisa halaman dan kebun berbeda bila tinggal di claster perumahan. 

Ketika bersih-bersih gudang saya menemukan dua parang yang sudah berkarat dan agak tumpul karena sudah lama tidak di pakai dulunya dua parang itu baru dan tajam karena jarang dipakai menjadi berkarat, tumpul dan tidak bermanfaat. Dua parang itu lalu saya asah lagi agar lebih tajam dan tidak berkarat sehingga sewaktu-waktu digunakan bisa berguna, tajam, dan mudah dimanfaatkan.

Ternyata setelah diasah parang itu jadi makin tajam dan makin kinclong sehingga tidak berkarat lagi, lalu saya gunakan untuk membabat rumput kebun belakang rumah lumayan karena parangnya tajam jadi membersihkannyapun semakin cepat rumput dan gulma bisa dibabat dengan waktu singkat.

Seandainya dua parang itu tidak diasah lagi tentu akan menjadi barang yang tidak berguna, tumpul, dan akan hilang menjadi sampah besi rongsokan, seperti ilmu pengetahuanpun bila tidak diasah dan diamalkan akan tumpul, dan tentunya lama-lama akan hilang terpendam oleh perkembangan jaman.

Dari dua parang ini kita bisa banyak mengambil pelajaran di antaranya kita sebagai bapak ibu guru harus selalu mengamalkan ilmu kita agar semakin bertambah dan memberi manfaat untuk orang lain, selain itu seperti parang itu selain sering digunakan juga harus sering diasah agar makin tajam, sama hal dengan kita untuk selalu mengasah ilmu pengetahuan, kita jangan mudah merasa puas dari ilmu yang kita punya, karena tanpa diasah terus kita juga akan menjadi guru yang tumpul dalam pengetahuan bahkan bila tidak mau belajar terus bisa-bisa kita menjadi guru yang diguyu dan ditingal mlayu (ditertawakan dan ditinggal pergi). Bukan guru yang digugu dan ditiru.

Ternyata konsep ilmu itu bila semakin diamalkan akan semakin berkembang, bagai air sumur yang terus diambil airnya justru akan keluar air yang  baru. Utuk itu mari kita mengamalkan ilmu-ilmu yang kita punya semampu kita selain bisa memberi manfaat untuk orang lain juga bisa menjadi tabungan amal kita kelak.

Dalam hal ilmu kita dianjurkan untuk merasa haus, dan terus belajar, mulai lahir sampai ajal menjelang akhir. Dengan terus belajar dan diamalkan maka kita akan menjadi insan yang penuh kemanfaatan.

Kita sebagai guru juga harus terus belajar untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat sebagaimana pesan Kihajar Dewantara "ing asro sing tuladha ingmadyo mbangun karso tutwurihandayani"


Komentar

  1. Balasan
    1. Trimakasih Pak Dail mohon bimbinganya biar bisa public speking dan penulis hebat seperti Pak Dail

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

WRITE EVERY DAY AS A LIFESTYLE RESUM KE 1 KBMN 28

Belajar Menulis