RUNTUHKAN BLOCK WRITER AGAR MENJADI PENULIS PINTER. RESUM KE 7 KBMN 28

 

Dok KBMN28.

Bersama Moderator Ibu Rallyanti,S.Sos.,M.Pd, dan Pemateri, Ibu Ditta Widya Utami,S.Pd. Gr. Dengan tema pembelajaran  "Mengatasi Writer Block".

Materi ke 7 disampaikan ooeh pemateri yang cantik dan bertalenta kecersdasanya tidak perlu diragugan lagi karena yang menjadi moderatornya saja seorang magister ini tentu sangat istimewa pematerinya.

  Materi dimulai dengan perkenalan dari  Bu Ditta selaku pemateri. "Ibu dan Bapak hebat, perkenalkan nama saya *Ditta Widya Utami*. Saya juga alumni kelas menulis yg kini bernama KBMN. Tepatnya alumni Gelombang Ke-7.?" 

Waooooo beliau ternyata alumni hasil didikan Omjay angkatan ke 7 ternyata hasil didikan Omjay dan tim solid bukan kaleng kaleng, banyak yang menghasilkan karya bahkan men jadi pemateri untuk adik adiknya termasuk kami semua yang ikut peserta KBMN ke 28 ini.

Selanjutnya bu Dita menyampaikan "Siapa pun yang ingin menjadi penulis andal, maka harus siap dengan prosesnya. Tak bisa instan tentu. Diperlukan jam terbang yang cukup banyak agar bisa menjadi seperti Omjay, Bunda Kanjeng, Pak Dail, Bunda Aam, Bu Rali, Mr. Bams, Prof. Eko, dan lainnya yang tak bisa saya sebut satu per satu. Saya sendiri sudah senang membaca buku-buku cerita sejak kecil (sebelum SD). Senang menulis sejak di sekolah dasar (dalam buku diary)."


"Lalu ... saat SMP, sering mengirim tulisan ke mading sekolah dan pernah menulis cerita di buku tulis yang dibaca bergiliran oleh teman-teman. Atas arahan guru Bahasa Inggris saya saat itu, saya juga menulis diary dalam bahasa Inggris. Ketika SMA, saya masih tetap menulis diary. Beberapa teman dekat yang membaca diary saya sempat berkomentar bahwa tulisan saya sudah seperti novel 😅" ucapnya sambil tertawa.

 Ketika remaja tentu banyak kisah yang dialami dimasa-masa pubertas seperti anak remaja pada umumnya. Namanya anak remaja, banyak emosi yang dituangkan dalam catatan Ditta remaja. Namun belakangan, beliau  tahu bahwa menulis apa pun yang kita rasakan bisa menjadi _self healing_ yang baik. Bahkan saat ini, beberapa psikolog ada yang menyarankan kepada para pasiennya untuk menulis sebagai salah satu cara mengatasi depresi dsb.

Rupanya kebiasaan menulis Bu Ditta memberi banyak manfaat. Misalnya ketika kuliah, beliau pernah membuat buku Petualangan Kimia bersama rekannya dan diikut sertakan dalam Lomba Kreativitas Mahasiswa di Jurusan. Alhamdulillah meraih posisi kedua. Selain itu di saat kuliah juga, Bu ditta menulis proposal bersama teman-teman dan berhasil mendapat dana hibah untuk asosiasi profesi dari Dikti hingga 40 juta. Di tahun 2009-2010 jumlah tersebut tentu sangat besar.

 Awal masuk dunia kerja, bisa dibilang Hu Ditta cukup vakum menulis. Mengajar di _boarding school_ dengan aktivitas yang padat membuat Bu Ditta mengambil jeda sejenak dalam dunia kepenulisan. Hingga akhirnya di awal masa pandemi, beliau mengikuti kelas menulis bersama PGRI dan masuk di angkatan ke-7

Beliau  sangat bersyukur, karena berawal dari arahan untuk membuat resume, kemudian kembali aktif menulis di blog. Bahkan berkesempatan menulis bersama Prof. Eko. Alhamdulillah menjadi 1 di antara 9 orang (angkatan pertama tantangan Prof. Eko) yang bukunya terbit di penerbit mayor. Fantastis ternyata juga didikan Prof. EKOJI seperti bu Aam.

Karena terbiasa menulis juga, alhamdulillah Bu Ditta bisa menyelesaikan esai di seleksi Calon Pengajar Praktik Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 3 dan lulus. Alhamdulillah saat ini sedang bertugas lagi di Angkatan 6.

"Ibu dan Bapak hebat dimana pun Anda berada, kita yang tergabung dalam grup ini tentu sepakat bahwa *menulis* memiliki banyak manfaat (disadari/tidak). Ada yang menulis karena hobi, kebutuhan, tuntutan profesi, dan lain sebagainya. Apa pun alasannya, aktivitas menulis memang tak bisa lepas dari kita sebagai makhluk yang berbahasa dan berbudaya." Jelasnya panjang lebar.

Ternyata kisah di atas ada hubunganya dengan materi writes block. Berikut disampaikan oleh bu Ditta

"Pertama,_ mari kita samakan persepsi bahwa aktivitas menulis itu Sebagaimana dalam kisah di awal, ada tulisan pribadi dalam bentuk diary, ada karya tulis ilmiah, ada cerpen, artikel, Menulis adalah kata kerja yang hasilnya bisa sangat beragam. Oleh karena itu tak hanya novelis, cerpenis, jurnalis atau blogger, namun ada juga copywriter yg tulisannya mengajak orang untuk membeli produk, ada content writer yang bertugas membuat tulisan profesional di website, ada script writer penulis naskah film/sinetron, ada ghost writer, techincal writer, hingga UX writer, dll Faktanya, penulis-penulis tersebut masih bisa terserang virus WB alias Writer's Block." Mantab penjelasanya panjang lebar saperti tanpa henti.

"Tak peduli tua atau muda, profesional atau belum, WB bisa menyerang siapa pun yang masuk dalam dunia kepenulisan. Oleh karena itu, penting bagi seorang penulis untuk mengenali WB dan cara mengatasinya." Tambahnya lagi. Tergantung seberapa cepat kita menyadari dan mengatasinya. Sederhananya, WB adalah kondisi dimana kita mengalami kebuntuan menulis. Tak lagi produktif atau berkurang kemampuan menulisnya. Hal ini bisa terjadi dengan disadari atau pun tidak." Tambahnya lagi

Menurut pendapat bu Ditta "Istilah _writer's block_ sebenarnya sudah ada sejak tahun 1940an. Diperkenalkan pertama kali oleh Edmund Bergler, seorang psikoanalis di Amerika. Berkaca dari pengalaman, WB ini bisa terjadi berulang. Me-reinfeksi kita sebagai penulis. Itulah mengapa saya katakan WB ini sebagai "virus" yang sesekali bisa aktif bila  Ibarat penyakit, tentu akan lebih mudah disembuhkan bila kita mengetahui faktor penyebabnya, bukan?


 mengenali penyebab WB. Menurut bu Ditta.

 Berikut adalah beberapa hal yang dapat mengakibatkan WB:

1. Mencoba metode/topik baru dalam menulis* sebenarnya bisa menjadi penyebab sekaligus obat untuk WB.

Misal ketika jadi penyebab:

Ada orang yang senang menulis cerpen atau puisi. Kemudian tiba-tiba harus menulis KTI yang tentu saja memiliki struktur dan metode penulisan yang berbeda. Bila tak lekas beradaptasi, bisa jadi kita malah terserang WB. Mencoba metode/topik baru dalam menulis* sebenarnya bisa menjadi penyebab sekaligus obat untuk WB.


2. Dalam Kamus Psikologi, stres diartikan sebagai ketegangan, tekanan, tekanan batin, tegangan dan konflik.Lelah fisik/mentalbakibat aktivitas harian yang padat juga dapat memicu stress. Pada akhirnya, jangankan menulis, kita bisa merasa jenuh dan suntuk. Terserang WB deh. Maka, mencoba hal baru dalam menulis bisa jadi alternatif solusi.


4. Membaca buku-buku ringan untuk cemilan otak juga bisa jadi solusi mengatasi WB. Biar bagaimanapun, WB bisa terjadi karena kita belum bisa mengekspresikan ide dalam bentuk kata. Dengan membaca, kita bisa menambah kosa kata. Pada akhirnya, jika diteruskan insya Allah bisa sekaligus mengatasi WB.

5. Terakhir yang bisa menyebabkan WB adalah terlalu perfeksionis.

Ibu Bapak hebat, masih ingat kisah saya menulis diary berbahasa Inggris yang saya ceritakan di awal? 😊

Ada pepatah yang mengatakan:

_"It doesn't matter how brilliant is your brain. If u do not speak up, it would be zero."_

Mari, tuangkan dan sampaikan ide ide kita, pemikiran pemikiran kita, perasaan perasaan kita agar menjadi lebih indah.

Selajuntnya dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. 

Dan tisp yang paling berkesan dari Bu Ditta  adalah untuk  munulis bebas apapun tanpa takut salah yang penting 1 menulis terus. 

Ada pesan dari bu Ditta "Sedikit tips yang saya kutip dari seorang penulis bernama Mark Twain:

"Rahasia untuk maju adalah memulai. Rahasia untuk memulai adalah memecah tugas-tugas rumit Anda yang luar biasa menjadi tugas-tugas kecil yang dapat dikelola, dan kemudian memulai dari yang pertama."

Komentar

  1. Mari maju dg memulai menulis...👍
    https://lasendrada.blogspot.com/2023/01/mari-bahagia-menulis-sebuah-usaha.html

    BalasHapus
  2. Wah keren bu lasadrada tulisanya sudah banyak

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

WRITE EVERY DAY AS A LIFESTYLE RESUM KE 1 KBMN 28

Belajar Menulis