Diksi dan seni Dalam Berlitetasi Resum ke 18 KBMN28
Resum 18.
Malam ini spesial karena ada sambutan sari Omjay selaku Founder. KBMN.
"Teman-teman peserta KBMN 28, tak terasa kita sudah memasuki pertemuan ke-18. Masih ada 12 pertemuan lagi yang akan kita lewati bersama. Tetap semangat dan jaga kesehatan sebab menulis itu menyehatkan bahkan menyembuhkan bagi mereka yang sedang sakit."
"Malam hari ini kita akan ditemani ibu-ibu Cantik yang baik hati. Mereka adalah dua bidadari dari surga yang sengaja dikirimkan ke dunia untuk mengajak kita belajar bersama. Mereka adalah guru berprestasi dari lebak Banten dan Malang Jawa Timur. Ibu Maydearly akan berbagi ilmu dan pengalamannya menulis diksi dan seni bahasa. Beliau akan ditemani ibu Widya sebagai moderatornya. Mereka adalah guru-guru tangguh berhati cahaya yang ikut terlibat dalam tim Solid Omjay (TSO)."
"Satu per satu terjatuh dan keluar dari WA Group KBMN PGRI ini. Wa Group yang awalnya penuh sebanyak 1025 orang, kini telah menyusun pelan-pelan menjadi 924 orang. Dari semuanya itu mungkin hanya sedikit yang mencapai garis Finish. Ibarat lari marathon, mereka sudah kehabisan nafas sebelum pintu kemenangan dibuka."
"Belajar secara online memang dibutuhkan kesabaran sekaligus keikhlasan. Siapa yang sabar pasti akan pintar. Siapa yang ikhlas pasti tuntas. Belajar menulis harus dimulai dari diri sendiri. Menjaga konsistensi dalam menulis bukanlah perkara mudah. Menulis dalam kesibukan bukanlah perkara yang mudah dilakukan. Namun, berikanlah tugas itu kepada orang yang sibuk. Sebab orang yang sibuk itu pandai mengelola waktu dengan baik. Mereka sukses dalam hidupnya."
"Kepada ibu Widya silahkan membuka acara dan kepada ibu May, omjay persilahkan membagikan ilmunya."
Acar dibuka denga disksi yang sangat indah. SAHABAT
Oleh : Widya Setianingsih
*S* ayap kami saling menyangga
*A* rungi berdua gemerlap letihnya dunia
*H* adirkan setiap warna membungkam resah yang ada
*A* baikan setiap mata munafik yang bersorak dalam duka
*B* iarkan tangan kami saling tergenggam, menguatkan dalam balutan doa
*A* tau mentertawakan takdir yang dengan seenaknya mengatur hilir mudik nestapa
*T* ak usah dengarkan mereka, cukup bersamamu hatiku jauh dari gulana.
Sambil menunggu narasumber kita bersiap-siap, mari kita baca karya indah Maydearly dalam balutan diksi indah nan menawan berikut ini.
*Senja Mengukir Cinta*
*_Oleh: Maydearly_*
Deru angin dalam semilir
Mengukir ruang resah
Tentang senja paling gulita
Yang membawa rasa untuk dia.
Untuk rembulan dalam temaram
Ku titipkan singasana cinta
Berceloteh tentang rindu
Yang bersembunyi dalam diam.
Sunyi bertahta dalam gelap
Hampa riak suara, kelabu
Hanya menandu rindu
Dari cinta yang berselimut dingin.
Rasa cinta yang tetap terjaga
Bak bersanding dengan alam
Menjadi singgasana keabadian
Membumi dengan lubuk paling dalam.
Untuk dia, ku jaga rasa
Memeluk rindu seabad
Ku sampaikan dalam maya
Agar terukir cerita paling menawan.
Baiklah Bapak/ Ibu izinkan saya meminjam waktu dengan jemari yang berlarian di atas layar kaca.
Sebuah materi *Diksi dan Seni Bahasa* semoga menjadi cemilan yang menawan di pembuka malam nan elegan.
Materi mulai disampaikan oleh sang narasumber.
Berharap, malam ini menjadi malam yang paling teduh yang kita dapatkan. Ditemani dengan secangkir kopi yang mempertemukan kita di satu meja virtual. Sebuah tempat dimana sang emoticon menjadi persembahan sebagai tanda perkenalan dari *Maydearly*.
Malam ini terasa lebih istimewa entah para peserta yang sedang manis-manisnya atau aku yang sedang menggebu-gebu untuk bertemu para pejuang ilmu.
Maydearly* sebuah nama tanpa titik koma, ia menyadur makna diantara serpihan kata yang melahirkan karya. Tak perlu di tanya alamat blog nya😅 hanya lewat sebuah karya dia pernah berbicara, merupa, menulis, bercerita, dan berdoa sebagai rupa sejarah untuk masa tua.
Malam ini adalah rentetan senja yang patut kita raih dengan 'Bismillah'.
Berharap ada candu setelah temu, sehingga kita bisa dipersatukan oleh pijakan bumi, dan saling bercabang di ujung mimpi.
Diksi – akar katanya dari bahasa Latin: dictionem. Kemudian diserap ke dalam bahasa Inggris menjadi *diction* Kata kerja ini berarti: pilihan kata. Maksudnya, pilihan kata untuk menuliskan sesuatu secara ekspresif. Sehingga tulisan tersebut memiliki ruh dan karakter kuat, mampu menggetarkan atau mempermainkan pembacanya.
Dalam sejarah bahasa, Aristoteles – filsuf dan ilmuwan Yunani inilah yang memperkenalkan diksi sebagai sarana menulis indah dan berbobot. Gagasannya itu ia sebut diksi puitis yang ia tulis dalam *Poetics*– salah satu karyanya. Seseorang akan mampu menulis indah, khususnya puisi, harus memiliki kekayaan yang melimpah: diksi puitis. Gagasan Aristoteles dikembangkan fungsinya, bahwa diksi tidak hanya diperlukan bagi penyair menulis puisi, tapi juga bagi para sastrawan yang menulis prosa dengan berbagai genre-nya.
William Shakespeare dikenal sebagai sastrawan yang sangat piawai dalam menyajikan diksi melalui naskah drama. Ia menjadi mahaguru bagi siapa saja yang berminat menuliskan romantisme dipadu tragedi. Diksi Shakespeare relevan untuk menulis karya yang bersifat realita maupun metafora. Gaya penyajiannya sangat komunikatif, tak lekang digilas zaman.
Mengapa Diksi begitu penting dalam kajian sebuah bahasa?
Sebab banyak keindahan atas sebuah kata yang tak tereja oleh bibir. Diksi bak pijar bintang di angkasa yang menunjukan dirinya dengan kilauan, mempesona dan tak membosankan.
Lantas, apakah begitu sulit kita dalam berdiksi?
Honestly I fell ashame* membawakan materi tentang Diksi, karena saya bukan ahli sastra, lebih tepat hanya sebagai *penyuka diksi*
Terkadang banyak penulis yang merasa takut dalam memulai sebuah tulisan, terkadang lidah kita merasa kelu untuk menulis sesuatu yang menakjubkan. Ada keraguan yang dibungkam sebelum diterjemahkan dalam bahasa.
Apakah mungkin saya bisa menulis sebuah bahasa yang indah?Saya merasa takut tulisan saya terdengar garing ketika dibaca. Menulis itu sederhana Bapak Ibu Se sederhana mengadukan gula dalam gelas kopi, Menulis dari apa yang kita lihat, apa yang kita rasakan dan apa yang kita dengarkan, Lantas jurus apa yang harus kita pakai agar kita mampu menulis dengan segala keindahan. Gampaaaaaaang Libatkan 5 macam panca indera kita.
1. *Sense of Touch* adalah menulis dengan melibatkan indera peraba. indra peraba dapat digunakan untuk memperinci dengan apik tekstur permukaan benda, atau apapun. Penggunaan indra peraba ini sangat cocok untuk menggambarkan detail suatu permukaan, gesekan, tentang apa yg kita rasakan pada kulit. Aplikasi indra peraba ini juga sangat tepat digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang tidak terlihat, seperti angin misalnya. Atau, cocok juga diterapkan untuk sesuatu yang kita rasakan dengan menyentuhnya, atau tidak dengan menyentuhnya.
Contoh:
*Pada pori-pori angin yang dingin, aku pernah mengeja rindu yang datang tanpa permisi*
2. *Sense of Smell* adalah menulis dengan melibatkan indra penciuman hal ini akan membuat tulisan kita lebih beraroma. Tehnik ini akan lebih dahsyat jika dipadukan dengan indra penglihatan.
Contoh:
*Di kepalaku wajahmu masih menjadi prasasti, dan aroma badanmu selalu ku gantungkan dilangit harapan*
3. *Sense of Taste* adalah menulis dengan melibatkan indra perasa. Merasakan setiap energi yang ada di sekitar kita. Penggunaan indra perasa sangat ampuh untuk menggambarkan rasa suatu makanan, atau sesuatu yg tercecap di lidah.
Contoh:
*Ku kecup rasa pekat secangkir kopi di tangan kananku, sembari ku genggam Hp tangan kiriku. Telah terkubur dengan bijaksana, dirimu beserta centang biru, diriku bersama centang satu.*
4. *Sense of Sight* adalah menulis dengan melibatkan indra penglihatan memiliki Prinsip “show, don’t tell". Selalu ingat, dalam menulis, cobalah menunjukkan kepada pembaca (dan tidak sekadar menceritakan semata). Buatlah pembaca seolah-olah bisa “melihat” apa yang tengah kita ceritakan. Buat mereka seolah bisa menonton dan membayangkannya. Prinsip utama dan manjur dalam hal ini adalah DETAIL. Tulislah apa warnanya, bagaimana bentuknya, ukurannya, umurnya, kondisinya.
Contoh
*Derit daun pintu mencekik udara ditengah keheningan, membuatku tersadar jika kamu hanya sebagai lamunan*
5. *Sense of hearing* adalah menulis dengan melibatkan energi yang kita dengar. Begitu banyak suara di sekitar kita. Belajarlah untuk menangkapnya. Bagaimana? Dengarlah, lalu tuliskan. Mungkin, inilah sebab mengapa banyak penulis sukses yang kadang menanti hening untuk menulis. Bisa jadi mereka ingin menyimak suara-suara. Sebuah tulisan yang ditulis dengan indra pendengaran akan terasa lebih berbunyi, lebih bersuara. Selain itu, penulis juga bisa berkreasi dengan membuat hal-hal yang biasanya tak terdengar menjadi terdengar.
Contoh
*Derum kejahatan yang mendekat terasa begitu kencang. Udara hening, tetapi terasa berat oleh jerit keputusasaan yang dikumandangkan bebatuan, sebuah keputusan yang menghakimiku untuk tak lagi merinduimu*
Acap kali dalam menulis kita hanya melibatkan otak kita sebagai muara untuk berpikir tanpa kita dengar, tanpa kita rasa, tanpa kita raba, jika terkadang sesuatu di pelupuk mata bisa menjadi rongga untuk mencumbu tulisan kita.
Mengapa kita selalu melihat kursi yang kita duduki dengan pandangan yang begitu sederhana? Sesekali buatlah ia mempesona dan anggun.
Di atas kursi ini, aku pernah memeluk ratapan bagaimana menungguimu dengan sebuah doa takdim*.Acap kali dalam menulis kita hanya melibatkan otak kita sebagai muara untuk berpikir tanpa kita dengar, tanpa kita rasa, tanpa kita raba, jika terkadang sesuatu di pelupuk mata bisa menjadi rongga untuk mencumbu tulisan kita.
Mengapa kita selalu melihat kursi yang kita duduki dengan pandangan yang begitu sederhana? Sesekali buatlah ia mempesona dan anggun.Di atas kursi ini, aku pernah memeluk ratapan bagaimana menungguimu dengan sebuah doa takdim*.Setiap apapun yang kita lihat, sesekali kita rasakan, kita raba, bahkan kita ampu kan sebagai sebuah senyawa yang mampu bersuara. Yakin, masih terasa sulit menulis diksi?
Naaaah, mari kita coba yuk bapak ibu Saya bukan seseorang yang expert dalam berdiski, Big No... Cause saya hanya seorang penyuka Diksi
Baiklah, saya akan memberikan clue, agar grup ini dibuka dalam 10 menit. Silahkan Bapak/Ibu menulis sesuatu yang terlihat di hadapan dengan melibatkan kelima panca indera.
Boleh juga menulis tentang malam. Sahabat Sahabat dalam suka, namun kadang merobek jiwa. Tetap saja sahabat yang menanti dekapan erat saat tinta dunia menggores tak terperikan. Sahabat relung hati terhampar luas saat aku membutuhkan pundaknya. Tetaplah bercahaya dalam kegelapan. Wajahmu terkadang siap menerkam, tapi sayangmu menghujam tajam.
Belajar diksi akan kulumat sampai habis...
Happy weekend tak terlupakan. 🏂
"Tampak wajah-wajah lugu tanpa dosa di lorong asrama dengan lampu redup redam membawa kitab kuning di pergelangan tangan.""
"Malam ini memancarkan cahaya harapan. Sekian lama kelam tanpa aroma kasturi. Bau kemenyan dan dupa berangsur menghilang. Sirna terhapus oleh hadirmu"
"Malam ini ku tercenung Membaca kalimat demi kalimat yang mendayu menyejukkan hati. Seakan tak kuasa beranjak dari layar kasih penuh makna"
Terimakasih sahabatku yang telah memberi ilmu di malam syahdu ini
Memanah Bintang
Karya Rismalasari
Nun jauh di angkasa
Kelipmu goda hasrat diri
Tuk meraih mimpi
Bergumul dalam awan pengharapan
Bertaruh waktu perjalanan
Nun jauh gemintang malam
Cahaya mu semu hadirkan ragu
Tuk capai harapan
Berbagai rancangan dibiaskan
Berbagi waktu terlenakan
Hadirmu laksana memanah bintang
Jika telah lewat masa
Harapan pun kan hilang
Berganti pagi menjelang
"Gelas kopiku kini hanyalah sebentuk ruang hampa tanpa rasa semenjak kau tinggalkanaku sendiri dalam kefanaan."
"Ketika senja memeluk malam dengan dekapan yang tak ingin terlepas. Ada naluri ingin berbagi kasih yang tak mungkin tertunda lagi."
"rasa rindu untuk menatapmu, agar tak lepas dari pandangku, setiap materi yang tertuai dialayar aku tatap tampa mengedipkan mata. jari jemariku menari lentik di atas hamparan huruf huruf yang berbaris, seakan - akan memberi irama pada malam yang syahdu"
"Seorang wanita berbaju merah menatap fokus layar laptop merahnya tanpa mempedulikan suara bising dari iklan yang berteriak-teriak menjajakan dagangan. Rasa letih yang datang di ujung telapak kakinya tak lagi terasa. Hanya keinginan segera menyelesaikan tugas malam ini yang terpatri dalam pikiran. Sekelebat bau seduhan kopi hangat terbayang dibenaknya. Ia pun berpaling sejenak untuk menyegarkan pikirannya dengan seteguk pahit manis dari cangkirnya."
"Rembulan malam ini enggan bersinar
terlihat gelapnya kabut menutupi cahayanya
Tapi aku terpesona
oleh senyum indahmu di malam ini
yang terlihat olehku bagai bulan purnama
Ketika jiwa terasa sepi
Seakan terbayang dirimu dihadapnku
Ingin rasanya kupeluk kesah dirimu
Tapi apa daya diriku kepadamu
Hanya bisa kuratapi diriku membangunkanmu
Kutatap mendung di mata yang senantiasa teduh itu. Seolah awan bergelayut dan hampir saja meritik deras. Ku dekati dia yang terlihat galau berkaca. Ya. Muridku yang selalu ceria kini berubah menimbulkan sejuta tanya.
Aku dan Kamu
(Rosjida Ambawani)
Ku lihat lagi senyum mataharimu
yang buatku terpaku beku
Ku rasakan hembus nafasmu
mengalirkan darah biru rinduku
Ku dengar lembut suara indahmu
menyadarkanku kau bukan siapa-siapaku ...
(Ciamis, 17.02.23)
Pink mewakili hatimu,
Yang merekah bak bunga yang terselip ditelinga kembang desa
Bukan karena cinta mu yang membara lalu padam oleh penatian jawaban.
Tapi, pink lambang kebahagian yang engkau utarakan saat segala ucapan abis namun tak cukup mewakilkan...
Pink warna indah mengumumkan berapa engkau menebar pesona keindahan.
Pink adalah meydearly
Aku..
Berlayar dalam lautan ilmu
Berlabuh di samudera persahabatan
Berselancar di dunia Maya yang punya banyak makan
Kini ku terpatri oleh tulisan" bermakna oleh sang guru Diksi
Membawa angan ku ke negeri langit yg berprestasi
Senja hari ini terlihat indah, semburat jingga yang teduh, pelangi menyapa ringan selepas hujan diiringi lirih gerimis yang masih terdengar. Sungguh betapa indah lukisan-Nya.
Malam ini terasa syahdu
Ku menyimak kelas belajar menulis PGRI ditemani oleh suami dan anak-anakku
Sesekali mereka mengganggu dan menghampiriku
Senyuman terhampar namun adakalanya ku kesal karena mereka kadang mengganggu
Syahdunya malamku mungkin berbeda dengan banyak orang
Namun ku nikmati demi masa depan cemerlang
April, 17 Feb 2023
Takut kehabisan semenit waktu yang tersisa. Ku bergegas menekan tombol demi tombol yang kadang kala harus selingkuh dalam memilih kata.
Tak peduli dengan detak jantung yang berirama kencang bak kuda pacuan di gelanggang yang berebut mengejar garis finish...
Tolong...
Tunggu aku sedetik lagi
Inikah Cinta
Inikah arti cinta untukku
Kini aku menaruh harap padamu
Meski itu hanya segenggam
Cukup bagiku meski segenggam
Yang kan membuatku tegak berdiri
Kini di usiaku yang sudah menua
Tuk selalu bisa ada di sisi buah hatiku
Luka yang kau tanam di hati
Meski jauh sudah ku kubur
Namun tega kau buka dan kau torehkan kembali
Hingga terasa laksana kau tabur garam di atas luka
Kau toreh luka di atas lukaku
Ku harap segenggam itu cinta tulus
Cukup bagiku tuk ku berani manatap wajahmu
Walau sungguh berat ku timbang rasa ini
Antara cinta, kasih dan sayang atau benci
Ku balut lagi sekuat jiwa
Ku yakinkan lagi diriku tentang kebersamaan
Ku kuatkan raga tuk mampu menatapmu
Meski taburan luka seakan memenuhi lahir batinku
Tak guna kata sesal
Karna takdir menggiringku
Tak guna kata keluh kesah
Karena semua sudah tersurat sah
Menjadi takdir yang ku jalani
Maafkan *Mayderarly* jika berbahasa amat menggoda, karena tugasku terlalu sederhana, yakni membuatmu jatuh cinta atas setiap bait yang mengudara Setelah mencoba, kita akan yakin, setelah yakin *Pasti Bisa*
*Did you know a true writes is someone that never feeling down*. Seberapa sulit hal yang kita hadapi she's never *give up*. Ia sama sekali tak putus asa, selalu berusaha mencoba dan terus mencoba.
Seberapa sulit ia menata perasaan nya, *she's always create a good idea* ia selalu menumbuhkan ide2 baru. Tidak sulit bukan? Karena yang sulit adalah tidak ingin memulai.
Komentar
Posting Komentar