Self Editing Before Printing. RESUM KE 12 KBMN 28

 Self Editing Before Printing




Materi ke 12. PROOFREADING SEBELUM MENERBITKAN TULISAN

Acara malam ini dibuka oleh mederator yang luar biasa cantik. 

Pernahkah membaca sebuah karya tapi kita merasa ga okay. Bukan karena tulisannya yang tidak bagus. Tapi banyak tulisan yang typo, sebagian besar kurang huruf, tanda baca ga pas, apalagi huruf kapiTal not okay. Waah pasti penulisnya belum melakukan *PROOFREADING*. Apaan tuuh... Hemmm dari pada pinisirin lebih baik masuk kelas aja deh. Malam ini di KBMN 28...ssstttt jangan sampai terlambat yaaaaa....

Bunga sekuntum Mekar berseri,

Disunting gadis dari Betawi,

Assalamu Alaikum pegiat literasi,

Salam jumpa dengan Bu ewi

Apa kabar bapak ibu pegiat Literasi Nusantara ( PLN) diseluruh Indonesia......?

"Semoga semua sehat sehat....bahagia dan tetap : Izinkan Saya Bu Helwiyah biasa disapa Bu Ewi   untuk membersamai bapak ibu  semua dalam pertemuan ke 12 dari 30 pertemuan kelas Belajar Menulis  angkatan 28, Saya alumni angkatan 20. Bersama pak Dail dan Jeng Raliyanti. Semoga malam ini menjadi malam yang menginspirasi untuk memotivasi diri mewujudkan  mimpi menjadi penulis sejati. Bagi pemikir, buah fikirnya hanya akan bersemayam dalam fikiran jika tak diucapkan dan ditulis.Bagi pembicara, pembicaraannya hanya akan menguap lewat suara bila tak dituliskan. Bagi penulis ,tulisannya akan tersimpan dalam catatan jika tak dipublikasikan. Bagi penulis media, tulisnnya akan tertimpa materi tulisan lain jika tak dibukukan. Maka,.ucapkan dan tuliskan yang ada dalam fikiran. Publikasikan dan bukukan apa yang sudah ditulis.,agar banyak orang yang dapat membacanya. Abadi dalam bentuk  kumpulan buah fikiran yang tertulis dan tersusun rapi dalam sebuah buku. Bagaimana caranya? " ucap bu moderator dengan berapi api.


: Jika kita di posisi penulisnya , apa yang harus dilakukan sebelum  tulisan dipublish?

Judul.materi malam ini adalah 

"Proofreading sebelum Menerbitkan Tulisan '

Naah.......

Apa itu proofreading?

Malam yang sejuk ini kita akan menyimak materi yang akan disampaikan oleh Pak Susanto S.Pd....

Mari kita sambut dengan meriah Nara sumber kita yang biasa kami sapa Pak D.....

Berikut pemaparan materi oleh narasumber yang sangat luar biasa 

" Saya yakin, Bapak dan Ibu sudah pernah mendapat materi tentang proofreading, apalagi para alumni yang merasa belum puas ikut pada gelombang sebelumnya, dan masih betah untuk terus belajar. Kita semua adalah pembelajar. Saya alumni kelas BM Gelombang 15: Beberapa bulan setelah Indonesia dinyatakan Pandemi Covid-19 Alhamdulillaah lulus Lalu pada Gelombang 19 kalau tidak salah, saya diajak untuk mengisi materi yang *'membosankan* ini he he he he ...."

"Nah, KBMN 28 adalah tantangan buat saya agar materi kita ini, terutama bagi teman-teman yang ikut gelombang sebelumnya, tidak membosankan 🙂 Sehingga resumenya tampil dalam bentuk lain"

"Jika ingin mengetahui *apa, mengapa, bagaimana* proofreading, saya mengambil satu di antara resume yang saya dokumentasikan.Kali ini kita akan praktik aja _deh_ agar tulisan kita minim kesalahan, jika tidak bisa sempurna 100%. Alat yang digunakan untuk membantu kita melakukan proofreading, tentu saja KBBI dan PUEBI yang sejak 16 Agustus 2022 diganti dengan EYD  Ketetapan itu merujuk pada Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek Nomor 0424/I/BS.00.01/2022 tentang Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.: Ada beberapa perubahan misalnya: Perubahan *kaidah, yaitu pengkhususan penulisan bentuk terikat maha- untuk kata yang berkaitan dengan Tuhan*.Pada ejaan sebelumnya, aturan penulisan *kata terikat maha-* ada yang dipisah dan digabung sesuai syarat dan ketentuannya."

"Sementara *pada EYD edisi V, aturan penulisan kata terikat maha- dengan kata dasar atau kata berimbuhan yang mengacu pada nama atau sifat Tuhan, semua ditulis terpisah dengan huruf awal kapital sebagai pengkhususan*.Contohnya: *Yang Maha Esa, Yang Maha Pengasih, Tuhan Yang Maha Pengampun*."Aturan penggunaan tanda baca, sepertinya tidak ada perubahan

Adapun langkah-langkah untuk Proofreading adalah: 









Selanjutnya Narasumber mengajak praktek langsung untuk mem proofreading pada satu paragraf tulisan untuk diamati dan di teliti bagian- bagian mana yang dirasa kurang sesuai, tentu hasil setiap peserta juga berbeda tergantung kemampuan masing-masing peserta, 


Sesi selanjutnya adalah sesi tanya jawab buanyak yang bertanya bahkan sampai  narasumber merasa kagum kepada pesrta KBMN 28 ini begitu antusias dalam memberikan pertanyaan yang sangat bagus- bahkan narasumber sampai menyampaikan jarinya kriting mengetik di kiboart. Di antaranya di bawah ini.

imro'atus Sholihah _ Jombang Jatim

Pertanyaan.

Selama ini mungkin kita lebih akrab dengan kata _editing_.

Apa perbedaannya dengan _Proofreading_?

Kemudian lebih penting mana antara _editing atau proofreading_?

Setahu saya di sebuah buku yang dituliskan adalah editor bukan _Proofreader_.

Berikutnya

Ada tulisan ilmiah dan non-ilmiah, ada fiksi dan non-fiksi

Bagaimana melakukan proofreading terhadap tulisan tersebut yang tentunya berbeda?

: Jawab.  Benar di buku yang ditulis adalah Editor, bukan proofreader. Tentu dengan alasan ya, Bu.

Saya kutip dari laman uptbahasa.untan.ac.id


*Proofreading* adalah proses peninjauan kembali sebuah teks dilihat dari aspek kebahasaan dan penulisannya. Tujuannya adalah guna mengecek kembali bahwa teks atau esai yang akan diserahkan sudah bebas dari kesalahan pengetikan (typo), kesalahan ejaan, kesalahan grammar, atau kesalaha-kesalahan mendasar lainnya.

 Editing, orangnya disebut editor, memeriksa lebih dari itu. Untuk penerbit Mayor, semoga saya tidak salah, Editor menyesuaikan dengan misi perusahaan penerbitan, standar tulisan. Proofreader  melakukan uji baca pada ttulisan.kembali mengutip laman uptbahasa.untan.ac.id  >> *dibeberapa jurnal, mereka mewajibkan para penulis untuk mem-proofread artikel mereka terlebih dahulu sebelum dikirim ke editor*

Jawab buku nonfiksi yang padat dan bersifat teknis, akan membutuhkan waktu lebih lama untuk mengoreksi dari ipada yang lain (fiksi). Namun, pada fiksi yang sarat dengan dialog tentu ada aturan-aturan bagaimana menulis dialog dengan tanda baca yang benar. Ini ada dalam buku yang hendak saya jadikan GA.

Lalu acara ditutup oleh narasumber. 

"Masya Allah, dari sekian kali saya mengisi materi ini, kali ini antusias Bapak dan Ibu luar biasa. Saya pernah menunggu lama (tidak ada yang bertanya) dan mengetik seperlunya. Lha ini, Waow .... sampai seperti keriting jemari saya di papan ketik eksternal laptop saya"

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

WRITE EVERY DAY AS A LIFESTYLE RESUM KE 1 KBMN 28

Menulis puisi

Belajar Menulis