MENGATASI WRITER'S ' BLOCK DALAM MENULIS
CARA MENGATASI WRITER'S BLOCK
Malam ini mendapatkan pemateri yang luar biasa dari bengkulu orangnya cantik, cerdas, dan banyak prestasinya yang sudah menumpuk segudang, mulai menulis beberapa buku solo, puluhan buju antogi bersama penulis hebat, juga prestasi pengerak literasi dari pemerintah daerah yang cukup banyak juga jadi masalah kopetensinya tidak perlu diragukan lagi.
Setelah saya baca profilnya dimelintas id. Dan blogspot. Memang layak sebagai nara sumber yang mengispirasi kita semua untuk mengikuti jejak dalam berliterasi dan berprestasi untuk mengerakan insan-insan dalam perubaham melalui tulisan.
Tanpa banyak seremonial acara langsung dibuka oleh pak Amad Fatchudin dengan berpuisi ria
*Aku Ingin Jadi Penulis*
Oleh: Ahmad Fatch
Aku menulis di balik malam yang sunyi
Mengukir impian dalam kata-kata yang riang
Ku ingin menjadi penulis, menceritakan dunia
Menyampaikan pesan dengan karya
Dalam goresan pena, imajinasiku bermain
Menggelitik hati, memikat pikiran
Ku ingin menjadi penulis, merangkai cerita
Menghidupkan kata-kata, mempesona pembaca
Dalam setiap kalimat, aku temukan kekuatan
Menyentuh jiwa, memicu inspirasi
Ku ingin menjadi penulis, memancarkan cahaya
Melalui tulisan, membawa perubahan nyata
Bekasi, 10 Juli 2023
Selanjutnya Bu lansung menyampaikan materi tentang menulis yang sering terjadi tidak selalu Lancar seperti air yang mengalir di sungai-sungai pedalaman, atau seperti mobil yang melaju di jalan bebas hambatan, juga tidak semudah kita membalikan tangan.
Namun sering kita alami saat menulis, ada kalanya jemari kita menari bebas menuangkan setiap kata dalam pikiran maupun hati. Apalagi bila kita sedang patah hati atau sedang dalam kondisi hati berbunga-bunga, seakan menulis lancar jaya keluar dengan sendirinya tanpa beban.
Meski mudah dan banyak orang yang bisa menulis, masalahnya ... terkadang para penulis itu terkena *WB, alias _writer's block_,* suatu kondisi dimana ide menulis seolah menguap, penulis mengalami pelambatan dalam menulis, serta berbagai kondisi lain yang membuat tulisan kita tak kunjung menemukan titik akhirnya alias tak selesai.
Dalam Wikipedia _writer's block_ diartikan sebagai sebuah keadaan ketika penulis merasa kehilangan kemampuan menulis atau tidak menemukan gagasan baru untuk tulisannya.
Kondisi ini (terserang WB) jika dibiarkan, bisa berakibat fatal bagi penulis: tidak lagi produktif menulis. WB ini bisa juga dikatakan sebagai penyakitnya seorang penulis sebenarnya inj hal yang lumrah dan alami sebagai manusia ada kalanya hilang dan ada kalanya muncul semangat menulis.
Seperti flu yang bisa menyerang setiap manusia yang hidup di bumi, WB juga bisa menyerang siapa pun. Penulis senior maupun junior, profesional atau belum, dan di segala bidang menulis (novelis, cerpenis, kolumnis, _script writer_, _ghost writer, *semuanya bisa terkena WB!*
Nah masalah lainnya ada di pertanyaan "Sebetulnya berapa lama seseorang bisa terkena WB?"
Nah tentang Virus WB ini bisa menyerang dalam hitungan detik, menit, jam, hari, mingguan, bulanan, bahkan bertahun-tahun, tergantung dari kondisi penulis sendiri yang ingin melanjutkan dan berusaha bangkit dari ketepurukan menulis atau menerima pasrah apa adanya dan akhirnya menjadi malas menulis dan berangapan menulis itu sulit. Dan masalah ini tentunya tergantung dari kemampuan masing-masing indivindu yang berbeda.
Selajutnya bu Ditta memberi contoh tentang membuat tulisan mengenai KOSP. Yang ternyata Bu ditta pun juga mengalami WB. "Usai workshop, saya memang sudah mulai menulis draft. Tapi tidak rampung! Mengapa? Karena KOSP adalah *tema baru* bagi saya, alias masih asing. Penulis sejati tak pernah mencari alasan tak bisa menulis.
Menulis tentang KOSP dan P5 tentu beda dengan menulis fiksi atau sastra. Jika saat menulis novel atau cerpen kita bisa berimajinasi, dalam menulis KOSP dan P5 tentu saja harus _based on data.
Maka mulailah Bu Ditta membedah kembali catatan selama mengikuti workshop. Beliau juga ikut terlibat aktif dalam diskusi di salah satu grup WA terkait KOSP. Tak berhenti sampai situ, Bu Ditta kembali mempelajari buku-buku panduan terkait KOSP, P5 dan asesmen yang diluncurkan Kemendikbud ristek.
Ibu Bapak, apa kaitannya kisah Bu Ditta dengan materi kita malam ini? Jawabannya kembali ke pertanyaan di awal:
*Hal apa yang membuat Ibu Bapak tiba-tiba tidak bisa menulis?
Jawaban beragam dari Ibu dan Bapak di polling awal menunjukkan bahwa *penyebab WB* pun bisa berbeda-beda untuk setiap orang. Jika penyebab sakitnya berbeda, tentu obatnya pun akan berbeda, bukan? Kita tidak akan memberikan obat maag kepada orang yang cedera lutut, kan?
Nah di kesempatan kali ini, disampaikan ingin mengajak Ibu Bapak untuk berbagi tips mengatasi WB masing-masing dengan menjawab pertanyaan berikut:
Disampaikan oleh bu Ditta ternyata obat WB itu sangat gampang di antaranya: memeperbanyak membaca buku, jalan-jalan, melihat film, mendengarkan musik, menuliskan kondisi pas pikiran buntu itu sendiri tinggal kita lebih peka terhadap lingkunga sekitar kita dengan mengaktifkan kelima panca indra kita.
Nah bila mengalami WB Beri jeda sejenak untuk refresh Mesin saja kalau dipakai terus menerus bisa rusak toh?
Oleh karena itu, jika sedang terkena WB, mari jeda sejenak untuk melakukan berbagai aktivitas yang bisa meningkatkan mood kita.
Jika penyebab Ibu Bapak terkena WB adalah karena merasa takut misalnya, mendengar musik relaksasi mungkin dapat membantu.
Terkait rasa takut, satu hal yang perlu kita sadari Ibu Bapak, ketika kita menulis lalu mempublikasikannya, maka tulisan kita sejatinya sudah milik publik. Publik berhak membaca termasuk mengomentari isi tulisan kita. Oleh karena itu, tak perlu khawatir atas penilaian orang lain.
Jika penyebab terkena WB terlalu perfeksionis, ingatlah bahwa terlalu perfeksionis itu bisa membunuh kreativitas.
Jika penyebab WB nya karena kurang inspirasi, ya tinggal baca, lihat dengar hal hal baru yang bisa menginspirasi kita. Jika lelah fisik dan mental, maka siapkan sebaik mungkin tempat kita menulis.
Dalam sebuah workshop ttg menulis bahkan disebutkan, posisi duduk pun bisa berpengaruh terhadap produktivitas. Hilangkan semua distraksi saat menulis, Misal jika suka liat HP, chat, dsb, saat menulis ya jauhkan dulu, Gunakan juga aromaterapi untuk sedikit merilekskan diri
Kita juga bisa belajar konsisten menggunakan alat yang sama dalam menulis (kaitannya dg produktivitas) Jika terbiasa menulis tangan, ya tulis tangan saja dl. Baru kemudian diketik. Jika terbiasa di HP, ya konsisten saja dl di hape.
Selain tehnik di atas ada juga tehknik free writing itu menulis yang mengesapingkan terlebih dahulu aturan ketatabahasaan, Mau salah titik koma kek, gak sesuai PUEBI, kek, nulis saja! Seperti saat berlari dikejar singa. Bisa juga kita sebut cueeek bebek dengan peraturan penulisan
Sementara menulis ekspresif lebih ke menuangkan apa pun yang ada dalam hati atau pikiran kita Ini juga sering disarankan para psikiater untuk menangani pasiennya, Saat sedang buntu, coba deh tulis "Duh, kok hari ini buntu banget ya. Mau nulis susah gak punya ide ... dst."
Kemudian bagi ibu Bapak yg sering lelah fisik, ayo pastikan tetap cukup istirahat, Cukup istirahat membuat pikiran kita segar dan tajam saat menulis. Lebih baik bangun lebih pagi daripada begadang.
kiranya begitu Beberapa kiat mengatasi WB yang sudah disampaikan Bu Ditta dalam materi Wraiter Block pada pertmuan ke tujuh ini.
Wah, Terima kasih sudah membuat resumenya. Semangat.
BalasHapusmantap, bu. semangat selalu
BalasHapus